Teman-teman sekalian, secara sadar atau tidak, semua keputusan hidup kita akan cenderung terfokus dengan kepentingan dari si buah hati sejak pertama kali kita menggendongnya di tangan kita pada hari kelahirannya. Sensei sangat yakin kalau teman-teman sekalian akan membangun masa depan yang aman secara finansial dan menjadikannya suatu prioritas yang utama.

Namun, yang kebanyakan orang tua tidak sadari adalah, perjuangan untuk mengamankan masa depan anak tidak akan ada gunanya jika anak kita nantinya tidak diajari cara untuk mengatur keuangan ini.

Menjadi sebuah keharusan bagi anak-anak penerus bangsa di masa depan untuk menguasai enam literasi dasar, yaitu literasi bahasa, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial serta literasi budaya dan kewarganegaraan.

Pendidikan literasi keuangan sangatlah diperlukan agar dapat menimbulkan kesadaran dan pemahaman tentang bagaimana cara mengelola keuangan secara bijak serta sesuai kebutuhan.

Teman-teman sekalian, pendidikan literasi keuangan ini harus diberikan sedini mungkin kepada anak-anak kita terutama sejak usia pra sekolah dan sekolah dasar. Pengenalan terhadap pengetahuan literasi keuangan sejak dini akan membuat anak-anak kita terbiasa mengelola keuangan dengan baik dan benar di masa yang akan datang.

Pendidikan literasi keuangan pada anak tentunya bukan hanya sekedar pada pengenalan uang, tetapi ini merupakan sebuah konsep tentang pengenalan pengelolaan keuangan secara bijak sehingga anak-anak kita memiliki kemampuan untuk mengontrol pengeluaran keuangan serta dapat membedakan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang hanya merupakan keinginan.


Nah teman-teman sekalian pastinya setuju dengan Sensei kalau literasi keuangan ini harus mulai diberikan kepada anak-anak kita sejak mulai usia pra sekolah. Tetapi taukah teman-teman kalau di Indonesia, pendidikan literasi keuangan masih menjadi sesuatu yang sangat jarang dilakukan. Pemberian pendidikan tentang literasi keuangan, apabila ada dilakukan, masih belum dilakukan secara serius dan terencana.

Dalam budaya masyarakat kita, adalah tabu untuk membicarakan segala sesuatu tentang uang di hadapan anak. Ironisnya lagi, sebagian orang tua tidak tahu kapan dan bagaimana caranya untuk berbicara pada anak-anak mereka mereka tentang masalah uang ini. Akibatnya, ketika memasuki dunia kerja, anak-anak kita menjadi tidak tahu cara mengelola uang serta banyak melakukan kesalahan terkait finansial.

Pada usia 3 tahun, anak mulai memahami tentang konsep menabung dan membelanjakan uang. Pengalaman awal yang mereka rasakan tentang pengambilan keputusan finansial di usia ini akan bertindak sebagai keterampilan dasar yang akan sangat membantu dalam membentuk preferensi, sikap, dan perilaku mereka di kemudian harinya.
Pada usia 7 tahun, kebiasaan mereka mengenai keuangan biasanya telah terbentuk dan menetap. Dengan tidak mengenal konsep keuangan secara baik dan benar di fase ini akan menjadikan sebuah tantangan bagi mereka untuk menangani keuangan mereka secara efisien pada saat menginjak usia dewasa nantinya.

Satu-satunya sumber literasi keuangan yang dapat diakses oleh anak-anak kita adalah melalui teman-teman selaku orang tua mereka. Teman-teman selaku orang tua harus mengingat bahwa kita tidak akan ada selamanya untuk anak-anak kita.

Untuk mempersiapkan masa depan keuangan yang lebih baik kepada anak-anak kita, selain melakukan perencanaan keuangan, teman-teman juga harus fokus menanamkan kebiasaan uang yang baik kepada anak-anak kita. Anak-anak cenderung belajar paling banyak dengan mengamati perilaku orang tua mereka karena mereka menyerap informasi seperti spons, sehingga cara terbaik untuk mengajari mereka adalah dengan mempraktekkannya dan menunjukkan kepada mereka caranya.

Proses pembelajaran finansial ini tentunya juga harus menjadi hal yang menyenangkan bagi anak-anak kita. Berikut ini Sensei akan memberikan beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan teman-teman sekalian selaku orang tua:

  1. Menerapkan sistem uang saku bulanan

    Alih-alih memberikan uang begitu saja setiap kali diminta oleh anak, buatlah mereka bekerja untuk itu. Diskusikan bersama anak kita dan putuskanlah daftar tugas yang harus dilakukan oleh mereka selama seminggu atau sebulan. “Bayar” mereka sejumlah uang yang telah disepakati jika mereka berhasil menyelesaikan semua tugas mereka dengan sukses.
    Pelajaran yang kita berikan: Tidak ada makan siang yang gratis.

  2. Membuat anggaran pesta ulang tahun bersama-sama

    Setelah menetapkan anggaran, cobalah ajak anak-anak kita untuk merencanakan pesta ulang tahunnya. Persiapkan daftar yang akan dibahas dan ajak anak-anak kita untuk berdiskusi bersama. Diskusikanlah mengenai tema, permainan, goodie bag, makanan ringan, kue, dan daftar tamu. Pastikanlah bersama mereka bahwa semua pengeluaran telah sesuai dengan anggaran. Jika anak kita ingin mengundang lebih banyak teman, tunjukkan bagaimana itu akan berdampak kepada perubahan anggaran akhir.
    Latihan ini akan mengajarkan mereka tentang nilai dari uang, bahwa sejumlah uang tertentu hanya dapat memberi mereka jumlah barang dan jasa tertentu. Latihan ini juga akan mengajarkan kepada mereka bahwa segala sesuatu memiliki harga dan bagaimana caranya agar mereka bisa memperoleh nilai terbanyak dari uang yang mereka miliki.
    Pelajaran yang kita berikan: Manfaatkan sumber daya yang terbatas secara maksimal dengan perencanaan yang cermat.

  3. Berbelanja bersama-sama

    Bawalah anak-anak kita ke supermarket dan tunjukkan kepada mereka bagaimana caranya teman-teman berbelanja. Ajarilah mereka cara membaca label harga, membandingkan pilihan-pilihan yang tersedia, serta memilih barang belanjaan sesuai dengan anggaran. Latih mereka dengan memberikan daftar belanjaan sederhana dan sejumlah uang tertentu kepada anak kita untuk membeli semua barang yang telah tercantum di dalam daftar belanjaan.
    Latihan ini akan melatih mereka untuk berhati-hati dalam berbelanja dengan mengumpulkan informasi terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian sehingga akan menghindarikan mereka dari membuat keputusan secara buruk.
    Pelajaran yang kita berikan: Berhati-hatilah dalam berbelanja dan lakukanlah riset sebelum melakukan pembelian.

  4. Ajarkan konsep menabung

    Jangan langsung membelikan semua permintaan anak-anak kita, tetapi doronglah mereka untuk menabung sebagian dari uang saku mereka, untuk membeli barang impiannya, misalnya mainan baru. Teman-teman dapat memberikan insentif kepada mereka dengan berjanji untuk membayar persentase tertentu dari harga barang yang mereka inginkan tersebut. Begitu mereka mengakumulasikan jumlah yang telah disepakati bersama, berikanlah hadiah tersebut kepada mereka.
    Pelajaran yang kita berikan: Menabung merupakan langkah pertama yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan finansial yang diinginkan.

  5. Kenalkan konsep bunga

    Tawarkan kepada anak kita sejumlah bonus tertentu, katakanlah, pada setiap Rp. 200.000 yang mereka berhasil sisihkan dan simpan dari uang saku mereka, mereka akan mendapatkan bonus 10%. Tunjukkan kepada mereka cara perhitungannya, setiap kali teman-teman memberikan bunga tambahan berupa uang ke simpanan anak-anak kita. Jelaskan perbedaan antara jumlah uang yang akan terakumulasi dengan dan tanpa bunga.
    Pelajaran yang kita berikan: Bunga itu bekerja untuk kita.

  6. Ajarkan konsep berbagi

    Penting halnya untuk mengajar anak-anak kita pentingnya memberi. Pastikan bahwa mereka tumbuh dewasa sebagai seorang manusia yang peka terhadap keadaan sekitarnya. Dorong mereka untuk menyumbangkan mainan, buku, ataupun pakaian mereka kepada pihak yang membutuhkan, seperti kepada panti asuhan. Untuk mengatasi penolakan awal terhadap ide ini, berikan penghargaan setiap kali mereka menyumbang, misalnya dengan mengajak mereka makan es krim bersama setiap kali mereka berhasil menyumbang.
    Seiring waktu, ketika anak-anak kita semakin matang dengan proses berpikirnya, asosiasi kebahagiaan setelah melakukan perbuatan baik ini akan bergeser dari perolehan secara materi menjadi perasaan puas secara spiritual.
    Pelajaran yang kita berikan: Berbagi itu menunjukkan kepedulian kita dan bermanfaat untuk sesama.

Catatan dari Sensei:

Sensei yakin bahwa teman-teman selaku orang tua pasti berusaha keras untuk memastikan bahwa anak-anak kita dapat mewariskan masa depan keuangan yang makmur dan sejahtera. Tetapi jangan lupa juga untuk membekali mereka dengan literasi keuangan yang baik dan benar, sehingga mereka dapat menghargai hal tersebut serta dapat mengelola peninggalan kita secara bijak dan optimal.

Ditulis oleh:
𝗱𝗿. 𝗦𝘂𝘁𝗮𝗻𝘁𝗼 𝗧𝗮𝗻𝗮𝗸𝗮, 𝗤𝗙𝗘®, 𝗤𝗪𝗣®, 𝗔𝗘𝗣𝗣®, 𝗔𝗪𝗣
Wealth Preservation Specialist
Money Management Specialist
Prudential Premier Financial Advisor
WhatsApp +6287868131288